Minggu, 15 Desember 2013



PERAN AKUNTAN MANAJEMEN DAN ETIKA PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAGI PERUSAHAAN
Pengambilan keputusan (decision making) adalah memilih salah satu diantara berbagai alternatif tindakan yang ada. Pemilihan ini biasanya menggunakan dasar ukuran tertentu, apakah profitabilitas atau penghematan cost. Keputusan-keputusan tersebut memerlukan informasi. Semakin tinggi kualitas informasi, semakin tinggi kualitas yang diambil. Informasi akuntansi manajemen menyediakan informasi kuantitatif, meskipun informasi yang dibutuhkan oleh manajemen meliputi juga informasi kualitatif seperti kesan masyarakat, intuisi manajemen, tanggung jawab sosial, reaksi pelanggan, sikap karyawan dll. Meskipun hanya memberi informasi kuantitatif, bukan berarti akuntansi manajemen tidak berguna. Setidak-tidaknya sebagian dari kebutuhan manajemen sudah dapat dipenuhi olehnya. Bahwa manajemen menggunakan informasi kuantitatif dalam mengambil keputusan adalah sesuatu yang tidak dapat disangkal.
Para manajer berusaha menyusun situasi pengambilan keputusan dalam bentuk kuantitatif sebanyak mungkin, sehingga pilihan diantara berbagai alternatif  dapat dibuat dengan dasar yang sistematik. Jadi dengan informasi kuantitatif para pengambil keputusan :
1)      Dapat mengikuti proses yang logis di dalam memilih berbagai alternatif
2)      Dapat mempertanggung jawabkan setiap langkah yang diambil
3)      Dapat mengevaluasi hasil-hasil yang dicapai
Proses pengambilan keputusan meliputi empat tahap berikut:
1)      Menentukan masalah dengan penekanan pada tujuan yang hendak dicapai
2)      Mengidentifikasi berbagai alternatif tindakan
3)      Mendapatkan informasi yang relevan dan menyingkirkan informasi yang tidak relevan
4)      Membuat keputusan

Keputusan dapat berbeda-beda dalam hal tingkat mereka distrukturkan. Keputusan terstruktur bersifat berulang-ulang, rutin dan dipahami dengan baik sehingga dapat didelegasikan kepada pegawai ditingkat yang lebih rendah dalam suatu organisasi. Keputusan terstruktur sering kali dapat diotomatisasikan.
Keputusan semi terstruktur ditandai dengan peraturan-peraturan yang tidak lengkap untuk mengambil keputusan, dan adanya kebutuhan untuk membuat penilaian serta pertimbangan subjektif sebagai pelengkap analisis data yang formal. Menetapkan anggaran pemasaran untuk suatu produk baru adalah contoh dari keputusan semi terstruktur. Walaupun keputusan seperti ini biasanya tidak dapat secara penuh diotomatisasikan namun sering didukung oleh bantuan dari keputusan yang diambil berdasar hasil dari komputer.
Keputusan tidak terstruktur bukan merupakan keputusan yang berulang dan rutin. Contohnya adalah memilih sampul depan sebuah majalah, mengontrak manajemen tingkat senior, dan memilih proyek penelitian awal yang akan dilakukan. Tidak ada kerangka atau model yang dapat memecahkan masalah sejenis ini. Bahkan dibutuhkan banyak sekali pertimbangan dan intuisi. Walaupun demikian keputusan tidak terstruktur dapat didukung oleh bantuan dari keputusan yang diambil berdasar hasil komputer, yang berfungsi untuk memfasilitasi pengumpulan informasi dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar