Utang RI Rp 1.992 Triliun Belum Bisa Lunas 30 Tahun Lagi
Ramdhania El Hida - detikfinance
Senin, 19/11/2012 17:35 WIB
Jakarta - Kementerian Keuangan mengaku utang pemerintah
yang jumlahnya Rp 1.992 triliun tidak bisa dilunasi dalam jangka waktu 1-2 tahun.
Karena utang-utang tersebut banyak yang jangka waktunya 30 tahun mendatang atau
sekitar tahun 2055.
"Pinjaman ini kan tidak jatuh tempo tahun depan. Ada yang 20-30 tahun," ujar Dirjen Pengelolaan Utang Robert Pakpahan di kantornya, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Senin (19/11/2012).
"Pinjaman ini kan tidak jatuh tempo tahun depan. Ada yang 20-30 tahun," ujar Dirjen Pengelolaan Utang Robert Pakpahan di kantornya, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Senin (19/11/2012).
Namun, lanjut Robert,
kemampuan pemerintah untuk membayar utang-utangnya masih tinggi. Hal ini dapat
terlihat dari rasio utang terhadap PDB yang semakin rendah dengan pendapatan
yang terus meningkat tiap tahunnya.
"Kalau melihat kemampuan suatu negara bayar utang kan dilihat dari rasio utang terhadap PDB itu 23 persen itu sangat aman. Kita tidak bisa bandingkan utang outstanding Rp 1.992 triliun dengan penerimaan 1 tahun karena ini akan dibayar 30 tahun," ujarnya.
Robert meyakini, secara perlahan utang pemerintah ini akan berkurang mengingat komposisi utang yang lebih banyak untuk membayar pinjaman dibandingkan mengeluarkan utang baru.
"Dari tahun ke tahun kita lebih banyak membayar yang pinjaman daripada menarik pinjaman baru, sehingga yang Rp 632 triliun ini kita harapkan makin berkurang," tandasnya.
Seperti diketahui, total utang pemerintah Indonesia hingga Oktober 2012 mencapai Rp 1.991,59 triliun. Dalam sebulan, jumlah utang ini naik Rp 15,97 triliun.
Jika dibanding akhir 2011, jumlah utang ini naik Indonesia naik Rp 182,64 triliun.
Secara rasio terhadap PDB, utang pemerintah Indonesia berada di level 27,5% pada Oktober 2012.
Jika dihitung dengan denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah di Oktober 2012 mencapai US$ 207,13 miliar, naik dari bulan sebelumnya US$ 206,05 miliar.
Jumlah utang dalam denominasi dolar AS ini juga naik dari posisi di akhir 2011 yang mencapai US$ 199,49 miliar.
"Kalau melihat kemampuan suatu negara bayar utang kan dilihat dari rasio utang terhadap PDB itu 23 persen itu sangat aman. Kita tidak bisa bandingkan utang outstanding Rp 1.992 triliun dengan penerimaan 1 tahun karena ini akan dibayar 30 tahun," ujarnya.
Robert meyakini, secara perlahan utang pemerintah ini akan berkurang mengingat komposisi utang yang lebih banyak untuk membayar pinjaman dibandingkan mengeluarkan utang baru.
"Dari tahun ke tahun kita lebih banyak membayar yang pinjaman daripada menarik pinjaman baru, sehingga yang Rp 632 triliun ini kita harapkan makin berkurang," tandasnya.
Seperti diketahui, total utang pemerintah Indonesia hingga Oktober 2012 mencapai Rp 1.991,59 triliun. Dalam sebulan, jumlah utang ini naik Rp 15,97 triliun.
Jika dibanding akhir 2011, jumlah utang ini naik Indonesia naik Rp 182,64 triliun.
Secara rasio terhadap PDB, utang pemerintah Indonesia berada di level 27,5% pada Oktober 2012.
Jika dihitung dengan denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah di Oktober 2012 mencapai US$ 207,13 miliar, naik dari bulan sebelumnya US$ 206,05 miliar.
Jumlah utang dalam denominasi dolar AS ini juga naik dari posisi di akhir 2011 yang mencapai US$ 199,49 miliar.
Analisis :
Hutang
pemerintah yang mencapai Rp 1.992
triliun hingga Oktober 2012 seharusnya bisa di lunasi dalam jangka waktu 1-2
tahun, jika saja tingkat kasus korupsi bisa menurun atau pun di hilangkan,
keputusan pemerintah untuk berhutang memang pasti memiliki alasan yang tepat
untuk pembangunan negara ini dan lain sebagainya, tapi jika hutang itu bisa di
manfaatkan dan benar-benar di pergunakan secara utuh untuk hal-hal yang baik
tanpa adanya korupsi pastilah kita bisa merasakan manfaatnya, dan bisa
memajukan perekonomian di Indonesia. Menurut saya, salah jika pemerintah tidak
bisa membayar hutang tersebut karena jatuh temponya masih lama sekitar 20 atau
30 tahun lagi, selagi kita mampu untuk membayar kenapa tidak secepatnya hutang
tersebut di bayar dan kalau bisa kita tidak perlu berhutang lagi kepada negara
lain, sebagai bukti dan contoh jika negara Indonesia ini memanglah negara yang
sudah berhasil mencapai tahap berkembang dan menuju sebagai negara yang maju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar